Batubara.Ersyah.com l Bertepat di Sekolah Alwasliyah Simpang Sianam Desa Guntung Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batubara, Selasa (9/4), ratusan murid disekolah itu melakukan kampanye terhadap penolakan corat coret baju usai pelaksanaan UN.
Sekolah yang dibangun pada 1986 tersebut dihuni secara keseluruhan siswa siswi muslim dan sampai saat ini masih aktif dan makin banyak siswa siswi yang menuntut ilmu disekolah tersebut.
Bahkan mata pelajaran yang diterapkan disekolah itu berisi tentang agama islam dan para siswa siswi nya diwajibkan berpakaian menutup aurat. Bagi siswa perempuan tidak diizinkan untuk bermake up dari zaman ke zaman.
Selain tingkat SMA disekolah itu juga berdiri SMP (sekolah Menengah Pertama). Pihak sekolah tidak melarang siswa siswi mengadakan kegiatan pramuka dan drumband juga organisasi-organisasi sekolah Alwasliyah.
Hasan Basri (60) salah satu guru mengatakan, di sekolah itu sangat diterapkan sekali kedisiplinan, kesopanan dan paling penting itu adalah keagamaan dalam taat kepada Allah.
“Sudah selesai Ujian Nasional (UN), kami selaku pengajar bertahun-tahun mengajarkan siswa siswi, agar tidak melakukan coret menyoret pakaian dengan pewarna. Itu yang kami tekan kan,”ujarnya.
Amatan wartawan dilokasi seputaran sekolah itu tidak terlihat satupun siswa siswi melakukan corat coret pakaian.
Habib (18) salah satu siswa saat ditemui wartawan mengaku tidak akan mempermalukan sekolahnya dengan aksi corat coret,”Kami selaku siswa siswi belajar di Alwasliyah Simpang Sianam sangat menghargai pendidikan dari para guru-guru. Masalah yang dianggap sepele seperti ini tidak akan kami lakukan, karena agama islam tidak boleh mubazir. Ya itu kalau sudah di coret kan tidak bisa digunakan lagi, jadi itu namanya mubazir. Pakaian sekolah ini kan masih bisa dipergunakan untuk adik – adik kami nanti”, ungkapnya. (ML)