Petugas ULP Lima Puluh Gencar Eksekusi Meteran Pelanggan

Foto: Misdi (53) warga Dusun VII Desa Petatal Kecamatan Datuk Tanah Datar Kabupaten Batubara memperlihatkan meteran listriknya yang diputus PLN Unit Layanan Pelanggan Lim Puluh.(ersyah.zo)

Batubara.Ersyah.com l Dimulai pertengahan tahun 2018, hingga kini bulan Juli 2019, Petugas PLN dari unit layanan pelanggan (ULP) Lima Puluh Kabupaten Batubara gencar melakukan Eksekusi pencabutan stand meter bagi warga pengguna listrik pascabayar, yang miliki tunggakan tagihan.

Kejadian ini menimbukan gejolak dan membuat geram warga, terhadap tingkah petugas PLN yang terkesan kasar dan diduga arogan saat mencabut meteran listrik warga.

Misdi (53) warga Dusun VII Desa Petatal Kecamatan Datuk Tanah Datar menjadi korban ula petugas PLN ULP Lima Puluh mengaku kesal dengan sikap para petugas.

iklan

“Aku tidak memiliki tunggakan pembayaran PLN, tapi meteranku dicabut secara paksa petugas PLN ULP Lima Puluh”,ungkap Misdi kepada wartawan, Senin (29/7).

Dikatakan, kejadian menimpa dirinya pada Rabu (24/07/2019) datang petugas memutus meteran listrik dirumah tanpa alasan yang jelas. Bahkan kata Misdi, pencabutan meteran tersebut dengan dali sipemilik rumah dituding mencuri arus (jamper). Tudingan itu diarahkan kepadanya karena petugas mendapati kabel sepanjang 15 centi meter disekitar meterannya.

“Petugas datang langsung mencabut meteran dan meminta istri saya Suminah (45) untuk menandatangani Surat Pencabutan tersebut (SP2TL). Usai mencabut meteran petugas menyambungkan arus secara langsung,sembari meminta datang pada Senin (29/7)”,terangnya.

Lanjut Misdi, anaknya bernama Ricky ( 21) telah mendatangi kantor dilima puluh, namun petugas staf yang ditemui mengatakan bahwa dikenakan denda sebesar  Rp. 7.095.992,-juta, karena disangkan telah mencuri arus.

“Aku bekerja sebagai supir merasa keberatan, dari mana datang duit ku untuk membayar itu. Tau pun tidak saya menyetel meteran atau menyambung arus seperti yang mereka tuduhkan itu”,ucapnya.

Misdi ,rumah yang ditempatinya merupakan warisan dari orang tua,”Aku tidak pernah melakukan curi arus seperti tuduhan mereka. Aku hanya tau setiap bulannya membayar tagihan listrik yg kupakai, jadi mohon lah kami jangan main kasar sama orang susah”,lirihnya.

Manajer PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Lima Puluh Natan Sitohang dikonfirmasi melalui pesan WhatsAppnya, menegaskan akan selalu menerima kritik dan saran, “Kita terima masukan berupa kritik dan saran”,katanya, dimaksud terkait pemutusan sementara aliran listrik, petugas PLN dalam hal ini adalah melaksanakan tugas.

Pertama tunggakan 1 bulan, pemutusan sementara dengan menyegel MCB. Kedua tunggakan 2 bulan, pemutusan sementara dengan bongkar kWh dan/atau putus dari tiang.

“Perihal ini juga sudah kita sosialisasikan di tingkat kecamatan di bulan lalu”,jawabnya.

Natan Sitohang, terkait denda berupa biaya keterlambatan itu bervariasi sesuai tarif/daya pelanggan dan dibayarkan include dalam rekening.

“Dan perhitungannya sudah otomatis melalui sistem PLN yakni AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpadu)”,singkatnya. (zo)

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *