Rumah Terbakar di Desa Guntung, Begini Cerita Cucu Nek Sofiah

Foto: Kepolisian Polsek Lima Puluh memasang garis Polis Line pada rumah yang terbakar di Desa Gunung Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batubara.(ersyah.ist)

BATU BARA I Ersyah.com l Ema (37) cucu korban hanya bisa menangis dan meratapi melihat rumah neneknya yang terbuat dari kayu ludes terbakar, sehingga merenggut nyawa pemilik rumah Sofiah (95), Minggu (16/2) di Desa Gunung Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batubara.

Ia mengatakan, kebakaran tersebut terjadi sekira pukul 08.00 Wib. Api berasal dari terbakarnya sehelai kain yang menutupi sebuah sepeda motor milik anaknya.

iklan

iklan

Nek Sofiah tinggal seorang diri dirumah itu, karena anak yang biasa menemaninya Udin (45) sedang melaut selama 30 hari. Sementara Ani (37) istrinya sedang berada dirumah mertua di Desa Lima Laras Kecamatan Tanjung Tiram pada saat kejadian.

iklan

“Karena pintu tertutup dan merasa gelap nek Sofiah menggunakan lampu pelita (teplok) untuk menerangi pandangannya dan mencari tempat untuk duduk mengaji. Tanpa disadarinya kain yang menutupi sebuah sepeda motor yang ia belakangi itu terbakar dan menjalar ke sepeda motor dan tabung gas berukuran 3 kg sehingga menghanguskan tubuh nenek,”ujarnya

Ema mengakui rumah korban terletak bersampingan rumahnya, namun pada saat kejadian iya sedang belanja untuk masak diwarung depan.

“Rumah nenek tertutupi rumah yang punya warung jadi kami tak mendengar suara jeritan apapun, sehingga ada seorang warga yang menjerit ada kebakaran baru kami lari berhamburan melihat,”cerita Ema lagi.

Warga yang berusaha memadamkan api tak dapat menolong nenek, karena api begitu cepat membakar seluruh sisi bangunan rumah yang terbuat dari kayu kelapa.

Kepolisian Polsek Lima Puluh yang menerima informasi langsung turun ketempat kejadian bersamaan datangnya mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Batubara.

Secara terpisah, Kepala Desa (Kades) Guntung Muhkis kepada wartawan mengatakan, korban tinggal di rumahnya seorang diri.

Sementara putranya bernama Udin merantau di Belawan sebagai nelayan. Sebulan sekali Udin baru pulang ke rumah mamaknya yang sudah tua itu.

“Korban tewas terbakar dengan kondisi telungkup dan rambutnya juga ikut terbakar”, sebut Muhkis.(mff/tim)

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *