77 TKI Ilegal Ditemukan Masuk Dari Pantai Sejarah

Foto: 77 TKI yang berasal dari negara tetangga Malaysia masuk dari pelabuhan-pelabuhan tikus Pantai Sejarah Desa Perupuk Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara.(ersyah.02)

BATU BARA.Ersyah.com l Sebanyak 77 orang ditemukan TKI Ilegal yang  masuk dari jalur tikus Pantai Sejarah Desa Perupuk Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batubara, Senin (20/4) sekira pukul 03:00 dini hari.

77 orang TKI Ilegal itu diantaranya, 66 laki-laki dan 16 orang perempuan.

iklan

“Setelah melakukan interogasi, bahwa sekumpulan orang tersebut merupakan TKI yang datang dari Negeri Jiran Malaysia yang terdampar dihutan mangrove di Pinggir Pantai Sejarah,”tulis Kanit Markas Polairud Batubara Ipda Edison Sihombing, melalui pesan Whatsapp Brigpol A. Perangin diterima wartawan ersyah.com.

Dijelaskan, pada hari Senin tanggal 20 april 2020 sekitar pukul 03.00 Wib dini hari, kami menemukan sekumpulan orang yang berjalan dengan membawa tas / koper pakaian di sekitar Pantai Sejarah, dan itu benar adalah TKI yang datang dari negara tetangga Malaysia.

Sebelum para TKI itu ditemukan, Ka unit Markas Polairud telah melakukan pencarian para TKI tersebut dengan mengelilingi seluruh jalur tikus disekitar Pantai Sejarah Desa Perupuk yang diduga akan masuk ke daerah wilayah Perairan Kabupaten Batubara.

Kemudian Kepala Unit Markas berkordinasi dengan BPBD dan Kepala Desa Perupuk untuk membawa TKI menuju kantor Camat Tanjung Tiram dan melakukan cek kesehatan kepada seluruh TKI tersebut oleh tim dokter.

Kemudian satu persatu dilakukan interogasi terhadap 77 orang tersebut yang merupakan datang dari negara malaysia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batubara Anwarwi dihubungi melalui telpon celluler membenarkan bahwa para TKI yang masuk melalui jalur tikus hutan mangrove Pantai Sejarah tersebut berasal dari berbagai daerah.

“Selain dari Batubara, TKI yang masuk juga ada berasal dari luar Batubara seperti dari Pulau Jawa. Untuk sementara TKI yang datang itu sedang di Validkan data dirinya, dan saat ini mereka sudah dalam pengamanan dan penanganan,”ungkap Anuardi.(m.02)

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *