BATU BARA.Ersyah.com l Fonder Atap Kognisi melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘ Menakar Kesiapan Pemerintah Daerah Menuju Era New Normal’ , Sabtu (27/06/200) di Cafe TST Bang Adek di Jalan Merdeka Kecamatan Tanjung Tiram.
Hadiri dalam kegiatan berbagai Aktivis mahasiswa, pegiat pariwisata, serta masyarakat di lingkungan kecamatan Talawi, Kecamatan Tanjung Tiram dan Nibung Hangus Kabupaten Batubara. Meski dengan tatap muka, namun tetap menerapkan protoko kesehatan seperti memakai masker, menyiapkan Hand Sanitizer, dan menyiapkan cuci tangan.
Alvian Khomeini selaku founder Atap Kognisi mengucapkan terimakasihnya kepada semua hadir karena ikut menyukseskan acara. Mengusung tema Ingin melihat dari sisi pendidikan daerah dan para tokoh-tokoh muda daerah.
“inilah bukti kaum intelektual harus gencar melakukan diskusi, hingga miris dalam pengembangan intelektual di satu kawasan saja,”ujar Alvian.
Syahnan Afriansyah tokoh muda satma AMPI Kabupaten Batubara yang juga Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU Medan) menjadi salah satu pembicara mengatakan, kesiapan pemerintah dalam menerapkan new normal harus memaksimalkan segala sektor, baik ekonomi, tenaga kerja honorer, maupun pendidikan agar terlaksana maksimal. Meminta pemerintah tidak bungkam dalam setiap solusi yang disampaikan oleh tokoh-tokoh muda di Batubara.
Senada disampaikan Muhammad Yasir Fahmi tokoh muda pendidikan (Guru Honorer) Kabupaten Batubara memberikan masukan terhadap pemerintah. Berharap bisa menjadi solusi bagi pemerintah saat ini dalam menghadapi new normal, sebagai berikut:
Membersihkan lingkungan sekolah dengan menyemprotkan disinfektan, menyediakan tempat cuci tangan, setiap sekolah wajib memiliki alat cek suhu badan, menghadirkan tenaga kesehatan di sekolah, sekolah harus membuat jadwal piket sedia mengawal siswanya untuk social distancing. Agar bisa membagi peserta didik menjadi dua bagian dalam satu kelas, menyusun jadwal roster belajar pagi dan siang. Mendesak anggaran 44 Milyar untuk menaikkan gaji guru honorer di Kabupaten Batu Bara dan fasilitas sekolah, dan guru bisa kreatif dan inovatif.
“Saya juga mengapresiasi Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara yang telah menyiapkan cuci tangan di setiap sekolah, ini adalah satu langkah maju. Guru juga harus menyiapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan gejala sosial seperti Covid-19, anggaran 44 Milyar pemerintah bisa maksimalkan,”ungkap mantan Gubernur Fakultas Tarbiyah UIN-SU ini.
Disi lain Ketua SAPMA IPK Firman sebagai pembicara di era new normal menyampaikan, bahwa sosialisasi pemerintah dalam menghadapi new normal tidak pernah sama sekali dilakukan semasa pandemi berlangsung.
“Saya tidak setuju dengan kebijakan pemerintah yang bodoh dalam penerapan Covid-19 dalam 3 bulan yang lalu, sehingga sekarang baru ada yang terdampak di Kabupaten Batubara dan sekarang malah pemerintah menambah anggaran lagi sebesar 44 Milyar, sedangkan anggaran yang lalu tidak jelas kemana arahnya,”sebut Firman.
Muhammad Rozi dalam materinya mengungkap, untuk melaksanakan new normal tidak hanya dilakukan pemerintah saja, tapi juga WHO yang berperan penting dalam era normal di setiap negara dari rilis data yang mereka keluarkan. Bukan hanya pemerintah Batubara saja bisa menerapkan new normal saat ini, daerah yang dinyatakan zona merah santai saja berkumpul, dengan pengertian kesiapan dan kejujuran pemerintah dalam setiap kebijakan yang di lakukan.
“Menurut saya Pemerintah Kabupaten Batubara hingga kini belum siap menerapkan new normal, karena masih berada di zona kuning,”katanya.
Dalam diskusi ini juga para audiens menyampaikan statementnya terkait new normal di Batubara. Salah satunya Riky menyinggung perihal, menakar kejujuran pemerintah terhadap data terpapar Corona di Batubara, sehingga new normal tdak perlu adanya penerapan new normal.
“Apalagi di Batubara dari pandemi hingga kini situasi biasa-biasa saja hanya sanya pola hidup yang sebelumnya tidak begitu mencerminkan pola kesehatan namun kini sedikit berupah dengan melihat disegala tempat menyiapkan cuci tangan serta bepergian menggunakan masker,”paparnya.
Akhir pertemuan Closing ceremoni Founder Atap Kognisi Alvian Khomeini mengatakan, dalam kajian ini sengaja tidak mengundang pihak pemerintah , karena agenda selanjutnya akan di bawa dari hasil diskusi nanti ke DPRD terkait, untuk di lakukan RDP terkait hal ini.
“Ini tidak cukup sampai sebatas diskusi disini saja, nanti hasil diskusi dan solusi terhadap kesiapan pemerintah terkait perosoalan New Normal akan kita bawak ke Gedung DPRD, sehingga ada manfaat jangka panjang dari kegiatan ini,”pungkasnya. (m.02)