Kasus Covid-19 Labura, 3 Meninggal, 2 Sembuh dan 8 Orang Dalam Perawatan

Foto: dr Mimi Andayani Nasution Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Labuhanbatu Utara.(ersyah.F.Sinaga)

LABURA.Ersyah.com l Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), total 13 orang.

“Pada prinsipnya sampai hari ini Kabupaten Labura kasus terkonfirmasi positif covid-19 bukan menurun, tapi semakin naik. Dari 13 kasus, 3 orang meninggal,”kata Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Labura dr Mimi Andayani Nasution, menjawab ersyah.com, Selasa (1/9) petang, diruangan kerjanya.

iklan

Dijelaskan, meninggal dunia masing-masing inisial N, warga kecamatan Aek Natas, S warga Kualuh selatan dan AGS Warga Kecamatan Kualuh Hulu.

Untuk yang sembuh 2 orang, inisial SN, warga Kecamatan Merbau dan REP Warga Kecamatan Kualuh Hulu.

Sementara 8 orang masih dalam perawatan, PAS, Kualuh Hulu, APA, Kualuh hulu, P, Kualuh Selatan, W, Kualuh Leidong, R, Kualuh Hulu, SE, Kualuh Hulu, DI, Kualuh Hulu dan RES Aek Natas.

“Delapan (8) yang dalam perawatan sudah bagus dan ada perbaikan kesehatan nya. Salah seorang yang dirawat sudah lepas alat bantu oksigennya, tapi tetap harus menyelesaikan masa karantina dan harus dua kali melakukan tes Swab. Jika hasil negatif baru dinyatakan sembuh,”katanya.

Dr.Mimi, Kabupaten Labura sesungguhnya belum berada di zona merah, tetapi berada pada zona orange. Karena tidak ditemukannya transmisi lokal pada kasus Covid 19 di Labura. Sementara pada zona merah, terdapat klaster baru yang menyebabkan penyebaran virus tersebut terjadi secara lokal.

“Keseluruhan pasien Covid 19 di Labura terpapar diluar daerah. Belum terkonfirmasi menyebabkan transmisi lokal dalam penyebarannya,”jelasnya.

Terkait dengan test swab menurut Dr.Mimi, di Labura baru pada bulan Agustus kemarin bisa dilakukan test swab, karena adanya bantuan alat test swab dari Provinsi Sumatera Utara. “Test swab bisa dilakukan di Dinas Kesehatan dan saya sendiri yang melakukan swabnya,”ungkapnya.

Ia juga menghimbau agar masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin mencuci tangan dan selalu jaga jarak, serta hindari kontak fisik yang tidak diperlukan.

“Masyarakat jangan sepele dengan Covid 19, jangan menganggap bahwa Covid 19 adalah Hoaxs,”katanya lagi.

Virus Covid 19 ini virus tidak kelihatan dan perlu ditekankan bahwa tidak ada satu dokter pun yang mau mengubah diagnosa penyakit pasien menjadi Covid 19. ”Itu fitnah, karena saya sendiri pun takut untuk di fitnah seperti itu. Apalagi di Labura ini hanya saya yang bisa melakukan Swab Test, jadi tolong lah jangan pernah ada fitnah seperti itu,”tukas Dr.Mimi.(F.Sinaga)

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *