BATU BARA.Ersyah.com l Pemerintah Kabupaten Batubara tetap mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan, termasuk kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan ASN maupun Non ASN / Honorer. Termasuk menjaga kearifan lokal di Kabupaten Batubara.
“Saya pastikan di dukung Pemkab Batubara di bawah kepemimpinan Bupati Ir. H. Zahir MAP,”kata Kadis Pendidikan Kabupaten Batubara Ilyas S Sitorus SE MPd, menjawab wartawan, Senin (28/9) petang.
Dikatakan, Pemkab Batubara selama ini terus berupaya mendukung kesejahteraan Guru ASN maupun Non PNS/Honorer, namun pelaksanaannya, gaji honorer tetap memperhatikan kemampuan anggaran sekolah, Disdik maupun Pemda.
“Besaran gaji guru honorer kita saat ini masih tergantung dari kemampuan masing-masing sekolah kita, termasuk kemampuan APBD kita juga. Saat ini ini keterbatasan anggaran yang kita miliki baik di sekolah, dinas maupun secara keseluruhan di APBD Kabupaten Batubara sangat terbatas karena banyak hal yang harus kita penuhi secara bersamaan,”ujarnya Ilyas.
Disinggung soal orasi mahasiswa, Ilyas mengaku sependapat tentang kenaikan gaji guru honorer. Jangankan saya, Pemkab Batubara juga berkeinginan demikian sesuai visinya. “Menjadikan masyarakat Kabupaten Batubara, masyarakat industri, sejahtera, mandiri dan berbudaya. Saya pastikan mendapakan dukungan Pemkab Batubara dibawah pimpinan Ir H Zahir MAP tentu dan pasti mendukung,”urainya.
Terkait permintaan copot mencopot dari jabatan, Ilyas mengatakan kesemua itu sudah ada yang mengurusnya. “Itu urusan pimpinan dalam hal ini Bupati. Saya tidak bisa koment. Saya tau nya kerja dan kerja selagi masih diberi amanah dan kepercayaan. Ingat, dengar baik-baik yang saya bilang ini, satu orang saja, apalagi tiga orang yang tidak mendukung program saya di disdik, bagi saya sudah cukup banyak itu. Walaupun ada seribuan orang yang mendukung,”tukas Ilyas.
Karenanya, ia berharap dukungan dari semua elemen termasuk perwakilan mahasiswa yang sudah menyampaikan koreksinya. “Tolong jangan hanya mengkoreksi, tetapi bantu kami, bantu Disdik, bantu Pemkab Batubara. Saya senang dikoreksi, tapi kasi solusi,”tamba Ilyas lagi.
Dijelaskan, dalam menyelesaikan atau mengurangi yang menurut perwakilan mahasiswa ada permasalahan dalam dunia pendidikan, salah satunya perobahan warna gedung, kearifan lokal, Kesejahteraan kawan-kawan Guru Honor dan lainnya, itu semua tidak benar.
Pak Bupati Batubara sangat konsen terhadap hal itu, pendidikan menjadi prioritas yang perlu mendapat sentuhan alokasi anggaran selain OPD lainnya.
“Saya yakinkan pak Bupati mendukung semua harapan yang sudah jadi bahan-bahan masukan dalam rapat-rapat koordinasi pimpinan tingkat Pemerintahan kita. Soal koreksi dan koreksi, sekali lagi saya pribadi dan Disdik umumnya tidak anti koreksi, silakan koreksi dan ingatkankan kami, tetapi tolong bantu dan beri juga solusinya apa, jangan hanya menyalahkan dan menyalahkan terus. Kami tidak akan bisa berjalan sendiri, pasti lah kami membutuhkan dan tentunya dukungan juga dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan mahasiswa yang sangat terpelajar,”ungkapnya.
Lebih jauh Ilyas mengatakan, mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi yang merupakan insan-insan calon sarjana, calon intelektual. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. Dengan demikian peran dan fungsi mahasiswa adalah sebagai Iron Stock, Mahasiswa itu harus bisa menjadi pengganti orang-orang yang memimpin di pemerintahan nantinya, yang berarti mahasiswa akan menjadi generasi penerus untuk memimpin bangsa ini, disamping itu juga sebagai Agent Of Change, dituntut untuk menjadi agen perubahan. “Jadi bukan hanya mengkoreksi tetapi mampu memberi solusinya,”sebut Ilyas.
Mahasiswa Program Doktor Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unimed ini juga mengharapkan mahasiswa mampu sebagai social control, selain pintar di bidang akademis, mahasiswa harus pintar dalam bersosialisasi dengan lingkungan termasuk Moral Force.
Terkait pergantian warna gedung sekolah, menurutnya tidak ada regulasi yang dilanggar.
“Mengapa hanya disdik yang saya pimpin diributin, bukannya gedung DPRD, Gedung kantor Baputi dan Gedung Dinas/OPD yang lain lebih dulu menukar warna bukannya sekolah ?. Lantas kenapa yang dimasalahkan sekolah. Kalau mereka (pengunjuk rasa red) mengatakan dalam orasinya Kadisdik diduga memanfaatkan dan menyalah gunakan kewenangan untuk keperluan pribadi, maka saya juga boleh lah mengatakan bahwa patut saya duga aksi-aksi tersebut ada keperluan dan kepentingan serta dorongan dalam memanfaatkan situasi,”tegas Ilyas S Sitorus mengakhiri.(red/tim)