
Lima Puluh Pesisir, Ersyah.com | Pembangunan / rehap jalan produksi prikanan dipantai sejarah terus menuai berbagai problem, dari pengunaan anggaran yang tidak sedikit hingga menghabiskan anggaran 1,2 Miliar lebih, kemudian peruntukkan yang tidak sesuai judul, dari jalan produksi dijadikan tempat wisata.
Kemudian ada lagi problem lain yaitu pertikaian antara warga yang merasa tanahnya di serobot oleh pemerintah, dimana masyarakat mengganggap tanah dipantai sejarah itu, merupakan tanah miliknya, sedangkan pemerintah bersekukuh bahwa areal pantai sejarah merupakan kawasan hutan mangrove.

Terlepas dari itu semua, pantai sejarah yang dulu nya sunyi tanpa pengunjung sekarang sudah mulai menggeliat, terlihat dihari minggu banyak warga yang datang ke pantai yang penuh sejarah ini.
Tapi sayang, hal ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum pemuda setempat untuk menarik keuntungan, Endah (38) warga simpang dolok menyayangkan sikap premanisme yang terjadi pada dirinya saat berkunjung dipantai sejarah.
Dimana ada sekelompok pemuda yang mengatasnamakan pemuda setempat meminta uang parkir kepada dirinya sebesar Rp. 5000, ketika diminta karcisnya pemuda tersebut tidak bisa menunjukkan. Sontak Endah enggan memberi uang yang diminta oleh sekelompok pemuda tersebut. Dan keributan tidak dapat dielakkan.
Dan aksi kributan ini, sempat viral di media sosial dengan nama aku Endah Hidayah, terlihat dalam video yang berlangsung cukup singkat itu, sekelompok pemuda terkesan melakukan intimidasi dan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.
Endah kepada Ersyah.com mengatakan seharusnya peristiwa ini tidak boleh terjadi, pemerintah harus cepat membuat regulasi yang baik, agar uang diberikan pengunjung dapat masuk ke kas daerah, bukan kepada oknum yang tidak jelas keberadaannya.
Endah juga meminta kepada pihak kepolisian polres Batubara agar segera menindak tidakan premanisme diseputaran pantai sejarah, jangan sampai upaya pemerintah untuk menjadikan pantai sejarah menjadi tempat wisata, dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. “Jelasnya. (Ismail)
