BATU BARA.Ersyah.com l Sebanyak 14 adegan dalam rekontruksi kasus pembunuhan yang dilakukan dua pelaku inisial MHS alias Heru (20) dan Akbar (21) kepada Raihan (13) di Pohon Sawo dihalaman rumah warga Dusun ll Desa Pakam, Kecamatan Medang Deras, dilaksanakan di Halaman Polsek Medang Deras, Jum’at (5/2/21) sekitar pukuk 10.30 wib.
Kapolsek Medang Deras AKP Mhd Iskad SH didampingi Kanit Reskrim lptu AH Sagala mengatakan, dalam rekontruksi ini ada 14 adegan yang diperagakan tersangka MHS alias Heru bersama Akbar dan para sanksi.
“Tujuannya agar proses penyidikan bisa dilaksanakan untuk proses selanjutnya serta bisa mengetahui motif pelaku dalam melakukan tindakan yang menyebabkan seseorang meninggal dunia,”ujar Kapolsek.
Menjawab wartawan terkait temuan baru dalam rekonstruksi.
“Sesuai hasil rekonstruksi tadi tidak ada penemuan fakta baru. Sesuai keterangan tersangka yang ada,”katanya.
Iskad juga menegaskan, bahwa para pelaku tidak ada gangguan jiwa.
“Tidak ada gangguan jiwa, mereka baik,”ucapnya.
Terkait indikasi para tersangka pengguna narkoba.
“Dari keterangan masyarakat seputaran para pelaku biasanya ngelem-ngelem kambing gitu,”terang Iskad.
Atas perbuatan para pelaku dikenakan UU perlindungan anak pasal 76 junto pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
“Hasil autopsi keterangan dokter korban mati dulu baru digantung,”tukas Kapolsek.
Keempat belas adegan yang dilakukan MHS alias Heru dan Akbar adalah sebagai berikut :
1. MHS alias Heru hari Senin tanggal 18 Januari 2021 sekira pukul 11.00 Wib bermain internet di com 14, diwarnet yang dijaga Iyan sampai pukul 13.30. Selesai bermain ia berjalan menuju ke Simpang Galon dan bertemu dengan tersangka Akbar dan mengatakan “Ayo ikut, mau gak kau”. Akbar bertanya, “Kemana” dan dijawab MHS alias Heru,”Ngambil sawit kita”. Akbar, “Dimana”, dijawab Heru,” Ya uda ayo lah, minjam engrek kita”. Lalu keduanya berjalan ke gang kecil dekat musholla dengan posisi Heru didepan dan Akbar dibelakang.
2. Keduanya berjalan sampai di persimpangan gang dan Heru bertemu korban Raihan (12) posisi berdiri. Heru mengatakan, “Minta uang Han,” dijawab korban, “Gak ada”. Heru “Kalau ada aku jumpa dikantong kau, ku apain kau”. Sabil berlari korban mengatakan,”enggak ada”, dan terus lari ke gang sebelahnya. Tersangka Akbar langsung mengejar korban, tetapi tidak dapat mengejarnya. Akbar kembali lagi kearah gang simpang tiga. Heru lari untuk mencoba mengepung korban namun tidak ketemu. Heru terus berjalan keluar satu jalur dengan Akbar menuju simpang tiga. Saat kedua tersangka digang kecil dekat rumah saksi Dahlia, ia melihat para tersangka bertemu korban Raihan.
3. Korban berlari kegang kecil rumah penduduk dan berada dibalik pohon sawit dilihat saksi Aisyah dari dalam rumah saat hendak melaksanakan sholat.
4.Kedua tersangka berjalan satu jalur sampai dilokasi sepi pohon rumbia gang yang becek dan melihat kebelakang ada korban Raihan. Tersangka Akbar mengambil potongan pelepah kayu kelapa. Korban belari.
5. MHS alias Heru berhasil menangkap korban dan menggeledah badan korban dan mengambil uang dari saku celana belakang korban sebesar Rp 18.000.
6. Tersangka Akbar datang dari belakang langsung memukul kepala bagian belakang korban sebanyak satu kali dengan kayu potongan pelepah kelapa. Saat bersamaan Heru membekap mulut korban dengan satu tangan sebelah kanan dan tangan kanannya memegang tengkuk korban dengan sekuat tenaga Heru. Korban Raihan terjatuh menggelepar ke tanah samping jalan. Akbar langsung membuang kayu pelepah kelapa yang dipegangnya di pinggir jalan.
7.Tersangka Akbar mengatakan kepada MHS alias Heru,” Kemana kita bawa ini,” lalu Heru menjawab,”Kesana,” (kearah tempat sepi untuk melihat keadaan korban)”. Akbar memegang memegang kedua kaki korban dan Heru memegang kedua tangan dengan posisi korban terlentang arah keatas mengangkat korban yang masih bergerak sampai di pohon sawo halaman rumah Wak Itam Dusun ll Desa Pakam, Kecamatan Medang Deras.
8. Sampai di pohon sawo melihat ada tali tambang ayunan yang sudah terikat, Heru langsung mendekati tali dan mengecek tali yang saat itu sudah terikat bagian bawahnya berbentuk lingkaran setinggi lutut Heru. Jarak antara Heru dan Akbar saat itu berdiri sekira 3 meter. Posisi Akbar saat itu sedang memegang korban dekat aliran peceran. Korban duduk dengan posisi kaki lurus kearah sawah sebelah pohon sawo, dengan posisi Akbar membelakangi tali.
9.MHS alias Heru mengecek tali ayunan dan Akbar menarik badan korban secara perlahan sampai ke tali. Kemudian Akbar memegang kaki korban dan Heru memegang bagian kepala korban dan mengikatnya dengan posisi kepala tergantung dan kaki korban bagian lutut kandas ke tanah.
10.Akbar lansung lari ke arah jalan besar. Heru berjalan pelan kearah jalan potongan tembus ke jalan besar dekat Simpang Empat.
11. Heru langsung masuk ke warnet yang saat itu dilihat saksi Riki yang sedang bermain warnet. Kemudian Heru keluar dan tidak beberapa lama Riki juga keluar. Saat bersamaan tersangka Heru melihat Buk Beti berlari ke warnet sambil menjerit dan mengatakan kepada Riki, “Ki..Ki..Ki, tolong – tolong ada yang bunuh diri. Heru bertanya kepada Beti, ” Kenapa Buk,” dijawab beti, “Raihan bunuh diri disana. Tersangka Heru langsung ke lokasi melihat mayat korban yang saat itu sudah berada di tanah dengan ikatan tali dileher sudah terputus. Sebelum mayat diangkat, Heru balik lagi ke warnet dan saat itu Heru minta tolong kepada saksi Andre mengantarkan kerumah kakaknya di Sei Padang, Kecamatan Medang Deras.
12. Tersangka Akbar kerumah orang tuanya sambil duduk dipondok depan rumah mendengar suara mobil ambulance. Lalu keluar kejalan besar dekat simpang pekan Selasa tepatnya didepan rumah pak Ilham. Saat itu Akbar duduk dicakruk melihat Wahyu berboncengan dengan temannya mengantarkan ikan kerumah ortunya tidak jauh dari tempat tersangka duduk.
Pak Ilham tidak mengetahui tersangka Akbar duduk dicakruk, namun istrinya melihat Akbar duduk dicakruk itu. Seketika Wahyu bertanya kepada Akbar, ” Siapa yang meninggal itu Bar,”. Tersangka menjawab,’Entah’.
13.Akbar pulang jalan kaki sampai di dekat Simpang Empat, ia menumpang dengan Bawai yang mengendarai sepeda motor. Diatas sepeda motor Akbar bercerita,”Jangan kau kasi tau orang, kalau yang bunuh Raihan aku,”. Akbar mengucapkan hal itu dalam posisi gagap. Bawai bertanya, “Kenapa kau bunuh dia”. Akbar menjawab, “Palak kali aku nengoknya”. Beberapa saat kemudian ban sepeda motor Bawai geol – geol dan belum sampai, tepatnya dekat ubi -ubit, Akbar minta berhenti dan pulang jalan kaki kerumahnya.
14. Sampai jalan besar dekat rumahnya, Akbar bertemu dengan saksi Beti, tukang sawit yang duduk dicakruk bersama Budi, Haikal, Fatma, Syahrul, melihat Akbar berjalan menuju rumah mertuanya.(red.01)