BATU BARA.Ersyah.com l Ketua TP PKK Kabupaten Batubara Ny Maya Indriasari Zahir SE di dampingi Kepala Dinas Kesehatan drg. Wahid Khusyairi, M.M dan dokter spesialis kandungan dr.M. Rizal Sangadji, M.Ked. (OG), Sp. OG mensosialisasikan vaksinasi bagi ibu hamil secara virtual di Aula Rumah Dinas Bupati, Tanjung Gading Kecamatan Sei Suka Rabu (1/9/221).
Kabupaten Batubara terus gencar dalam program vaksinasi bagi masyarakat Batu Bara, dan terbaru Ketua TP PKK Ny Maya Zahir SE di dampingi Kadis Kesehatan mensosialisasikan vaksinasi bagi ibu hamil kepada seluruh Kader TP PKK se-Batubara.
Dalam sambutannya Ketua TP PKK Batu Bara mengatakan. ” Dari data yang kami dapat, tingginya angka kematian Covid-19 pada ibu hamil sebanyak 27 orang dari 79 kasus (34,17%) s/d bulan Mei 2021 di Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan pada bayi baru lahir terdapat 3 kasus terkonfirmasi Covid-19 dari total 63.409 bayi baru lahir s/d bulan Mei 2021 di Provinsi Sumatera Utara. Dan tak bosan-bosannya saya untuk terus mengajak serta mengingatkan masyarakat Kabupaten Batu Bara agar terus mematuhi protokol kesehatan serta menjauhi kerumunan. Melalui momen ini saya mengajak dan mengharapkan kepada seluruh Kader PKK di lingkungan Pemerintah Kabupaten Batu Bara agar bekerja sama dengan masyarakat lainnya untuk dapat mensosialisasikan vaksinasi Covid-19 bagi ibu hamil ke seluruh kecamatan dan desa di Kabupaten Batu Bara. Nantinya Ketua TP PKK Desa se-Kabupaten Batu Bara agar mendata seluruh ibu hamil untuk di vaksin”.
Dalam sambutan nya dr. M. Rizal mengatakan ” WHO menyatakan ibu hamil boleh divaksin, dengan rentang usia kehamilan 12 minggu s/d 33 minggu.
Karena jika tidak dalam rentang waktu yang ditetapkan diberikan vaksin, maka disangsikan bayi mengalami cacat. Ada beberapa keuntungan bagi ibu hamil yang di vaksin diantaranya, ibu hamil yang di vaksin dapat menurunkan resiko terkena Covid-19, mengurangi gejala berat jika ibu hamil terkena Covid-19, memberikan transfer antibodi ke janin, mengurangi resiko penularan ke anggota keluarga lain dan mengurangi resiko penularan kepada tenaga medis yang merawat”,terangnya.(red.01)