MEDAN.Ersyah.com l Terkait kasus “Jewer Kuping” Gubernur Sumut Edy Rahmayadi terhadap pelatih biliar Choki Aritonang, semua pihak diharapkan untuk menyikapi secara arif dan bijaksana dengan tidak menghilangkan substansi dari peristiwa itu.

Hal itu ditegaskan Ketua Umum DHD Badan Pembudayaan Kejuangan (DHD) 45 Sumut Mayjen TNI Purn M Hasyim melalui Sekretaris Umum Dr Eddy Syofian MAP. Saat ditanya wartawan disela-sela Coffee Morning Walikota Medan Bobby Nasution bersama pejuang dan tokoh masyarakat, Rabu (5/1/22) di Gedung Juang 45 Sumut Jalan Pemuda No 17 Medan, Sumatra Utara.
“DHD 45 khawatir polemik bisa digoreng-goreng untuk menciptakan rasa kebencian dan dikhawatirkan sampai digunakan untuk muatan politis dan merusak nama baik. Jangan digoreng ke politis,”kata Eddy Syofian.
Mantan Kadis Kominfo Sumut tersebut melihat perkembangan polemik itu sudah masuk ke ranah hukum, ranah politik dan penghakiman satu sama lain tanpa fokus pada substansi seutuhnya dari peristiwa tersebut.
“Polemik ini menghabiskan energi kita membangun opini yang tidak besar manfaatnya bagi masyarakat. Dua tahun ini sudah habis energinya kita menghadapi pandemi Covid dengan segala dampaknya baik kesehatan, psikologi maupun ekonomi. Kita memulihkan dan mengejar ketertinggalan karena dampak pandemi,”ujarnya.
Menurut Eddy, substansi dari peristiwa itu adalah ketika Gubsu Edy Rahmayadi mengumpulkan semua atlit, pelatih dan Pengurus Cabang Olah Raga yang terhimpun dalam KONI untuk memberikan tali asih dan pembekalan motivasi bagi atlit dan pelatih.
“Lebih baik kita akhiri polemik ini dan bersatu kita kembali dengan semangat Dalihan Natolu dan membangun rasa saling percaya,”ajaknya.
Selain itu, PON XX di Papua 2021 lalu, Sumut hanya memperoleh 13 besar tidak memperoleh target yang diharapkan. Meski begitu, Gubernur Edy Rahmayadi yang juga sebagai Pembina Olah Raga di Sumut berdasar UU Olah Raga Nasional, tetap memberi apresiasi baik dalam bentuk motivasi. Memberikan ucapan terima kasih maupun memberi tali asih dalam bentuk uang. Atlit peraih emas mendapat Rp 250 juta, Perak Rp 125 juta, perunggu Rp 25 .Begitu juga semua pelatih yang sukses mengantarkan atlitnya memperoleh bonus Rp 100 juta ( emas), Rp 75 juta ( perak ) dan Rp 25 juta.
“Karena ini uang rakyat lebih Rp 11 Miliar, maka Gubsu terus memacu, memotivtasi bahkan memompa semangat para pelatih dan atlit untuk terus berlatih apalagi Sumut akan menjadi tuan rumah PON tahun 2024,”terangnya.
“Pak Edy Rahmayadi saya kenal sejak Pangdam I/BB sangat dekat dengan para atlit dan pelatih. Dia tidak berjarak dengan mereka sehingga bahasa dan gestur Gubsu kadang dinilai oleh pihak yang tak faham seoleh membenci. Ini yang harus diluruskan. Saya yakin para atlit dan pelatih di Sumut sudah sangat faham dengan gaya pak Gubsu,”bebernya.
Eddy Syofian, DHD 45 Sumut berharap polemik ini dihentikan dan jangan sampai digoreng ke ranah politik serta diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Budaya bangsa yang hakiki dan Pancasilais. Sumut yang dinamis ini harus tetap dirawat dalam keadaan konduaif dan harmoni. Kemudian kepada para atlit, pelatih dan Pengurus Organisasu Cabang Olah Raga mari kita satukan energi kita untuk mempersiapkan atlit yang berkualitas menyongsong PON XXI tahun 2024.
“Atlit dan pelatih menurut pandangan kami adalah patriot sejati bagai pahlawan bangsa, karena mereka bersatu dalam kebhinekaan dan berjuang untuk Merah Putih membela dan membawa nama baik bangsa dan daerah Sumatra Utara,”tutup Eddy.(Rul.red91)
