
BATUBARA.Ersyah.com l Direktur Utama PT Inalum (Persero), Hendi Prio Santoso melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Ceo EGA Abdulnasser bin Kalban selaku Perusahaan industri aluminium terbesar Uni Emirat Arab (UEA) pada 31 Maret 2022 kemarin.
“Kerja sama dengan Emirates Global Aluminium (EGA), sebagai langkah strategis Inalum dalam ekspansi produksi aluminium hingga 400 ribu ton/tahun pada tahun 2024 sekaligus mendorong hilirisasi industri aluminium yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk Indonesia,”tulis Hendi Prio Santoso melalui siaran pers Humas Inalum diterima wartawan, Rabu (6/4/22).

MoU dilakukan pada 31 Maret 2022 dalam perhelatan Dubai Expo 2020.

Turut hadir, Vice Chairman EGA Saeed Mohammed Al Tayer, EGA Board member Musabbeh Al Kaabi dan Duta Besar Indonesia untuk UEA Husin Bagis.
Hendi Prio Santoso menjelaskan, Inalum optimis kerjasama strategis yang dibuat guna meningkatkan performa Perusahaan.
“Kami yakin kolaborasi ini akan memberikan pembaharuan dengan menerapkan teknologi peleburan modern yang dimiliki EGA di Inalum. Selain itu juga menantikan pencapaian-pencapaian besar lainnya bersama EGA dalam ekosistem industri aluminium di Indonesia, baik yang sudah ada saat ini maupun proyek-proyek baru di masa depan,”pesannya.
Hendi Prio Santoso,.Inalum berkomitmen melakukan inisiatif pengembangan proyek strategis industri aluminium, seperti, Proyek Upgrading teknologi Tungku Reduksi, Optimalisasi Smelter Aluminium Kuala Tanjung. Proyek Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah dan Pembangunan Aluminium Remelt IAA.
“Sejalan dengan potensi besar pangsa pasar aluminium baik secara domestik dan regional, kita terus berupaya mewujudkan pengembangan klaster industri aluminium nasional. Perusahaan juga melakukan kolaborasi dengan PLN dalam rangka menciptakan ketersediaan energi di Sumatra Utara,”terangnya.
Sementara itu, Ceo EGA Abdulnasser bin Kalban menyampaikan, kesepakatan kerja sama semakin memperdalam kami dengan Inalum, yang didasari pada potensi penggunaan teknologi EGA di sejumlah proyek pembangunan di Indonesia.
“Tujuan kami untuk mengembangkan posisi kami sebagai penyedia teknologi pilihan di industri mengembangkan aliran pendapatan untuk EGA dari lisensi teknologi dan kemungkinan peluang lebih lanjut, sambil memperkuat hubungan antara kedua negara.”katanya.
Dijelaskan, salah satu poin kesepahaman itu, Inalum dan EGA akan melakukan feasibility study dalam hal penggunaan teknologi EGA di Smelter Inalum Kuala Tanjung Sumatra Utara. Juga dalam rangka peningkatan produksi hingga 400.000 ton per tahun.
Perjanjian juga menyebutkan tentang penjajakan dalam investasi EGA di Inalum dalam rangka peningkatan value chain industri aluminium.
Harapkan bisa mengeksplorasi potensi-potensi baru dalam sektor industri pengolahan aluminium yang belum dikembangkan di Indonesia.
“EGA sebuah perusahaan peleburan dan pengolahan aluminium kelas dunia selama 25 tahun di UEA dan melakukan pengembangan teknologi secara mandiri dalam hal peleburan aluminium. Pengembangan teknologi ini telah menjadikan EGA sebagai salah satu perusahaan peleburan dan pengolahan aluminium terbesar di dunia,”ungkap Abdulnasser bin Kalban.(red01)
