BATUBARA.Ersyah.com l Guna meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dalam mengukur mutu pelayanan rumah sakit.
Sebanyak 250 tenaga kesehatan (Nakes) rumah sakit umum daerah (RSUD) Kabupaten Batubara mengikuti pelatihan Resusitasi Jantung Paruh Otak (RJPO), Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Batuan Hidup Lanjut (BHL), Early Warning Sistem (EWS) dan Triase sistem untuk staf, Minggu (22/5/22) di RSUD Batubara, Sumatra Utara.
Kegiatan dibuka langsung Direktur RSUD Batubara, dr Guruh Wahyu Nugraha dengan pemateri Ketua Regional I, Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (LAM-KPRS) dr.Qadri Fauzi Tanjung SpAN KAKV MKM.
dr Guruh Wahyu Nugraha menyampaikan, pelatihan bantuan BHD sebagai dasar untuk menunjang faktor akriditasi RSUD dan upanya meningkatkan kuwalitas SDM Nakes di rumah sakit.
“Ini juga sesuai dengan visi Bapak Bupati Batubara, ingin SDM masyarakatnya terus meningkat. Nah untuk sektor kesehatan harapannya ada di RSUD untuk memaksimalkan pelayanan,”ujarnya.
Dokter yang akrab disapa Wahyu itu juga berharap kepada peserta pelatihan dapat mengikuti kegiatan sampai tuntas.
“Fokus lah pada materi yang diberikan, karena ini dinilai. Nanti juga akan diberikan sertifikatnya dan ini menjadi modal buat teman-teman semua untuk bekerja dimana pun khususnya di sini. Bagi yang lulus Alhamdulillah dan yang tidak lulus jangan berkecil hati, tapi berhati-hati. Kesempatan kita uda terlalu lama, untuk itu semangat lah kali ini mengikuti pelatihan,”ucap Wahyu.
Ia juga menegaskan, pelatihan yang dibuat gratis dan disetujui Bupati Batubara.
“Pelatihan gratis, Bupati juga sudah mendukung semua kegiatan. Bagaimana kita memaksimalkan kesempatan yang ada ini. Tadi juga sudah dijelaskan akriditasi menjadi faktor sangat penting RSUD Batubara. Jadi kita ini gak bisa jalan gitu-gitu aja tanpa akriditasi, semoga kita semua dapat memahami,”tukas dr Wahyu.
Sementara itu, dr Qadri Fauzi Tanjung SpAN KAKV MKM, untuk mengukur mutu pelayanan rumah sakit, akreditasi ini benar-benar penting, sehingga harus mendapatkan perhatian utama seluruh penyedia layanan kesehatan (health care provider). Pentingnya akreditasi guna mendapatkan gambaran sejauh mana pemenuhan standar yang telah ditetapkan rumah sakit, dengan demikian mutu pelayanan dapat dipertanggungjawabkan.
“Kenapa penting..?,karena rumah sakit memberikan pelayanan yang paling kritis dan berbahaya dalam sistem pelayanan dan sasaran kegiatannya adalah jiwa manusia,”sebutnya.
dr Qadri Fauzi Tanjung, kebijakan akreditasi rumah sakit terbaru di seluruh Indonesia. Kita ketahui sudah dua tahun pandemi Covid-19, rumah sakit tidak berproses lagi untuk keselamatan pasien yaitu akreditasi. Karena memang waktu itu dari kementerian kesehatan mengeluarkan satu kebijakan selama masa pandemi rumah sakit tidak dianjurkan proses akreditasi. Namun lebih dianjurkan untuk penanggulangan bencana Covid-19 dan penanganan penyakit dan orang yang datang merujuk ke rumah sakit.
“Saat ini kita ketahui yang terbaru Bapak Presiden RI mengeluarkan instruksi diperbolehkan tidak menggunakan masker untuk diareal umum dengan beberapa catatan. Artinya Indonesia kemungkinan besar sudah masuk endemi, jadi suatu kondisi yang biasa untuk berada dalam pengertian Covid-19, tidak lagi di pandemi tapi uda endemi,”katanya.
dr Qadri Fauzi Tanjung, jadi sudah sama katagori covid itu dengan penyakit bisa.
“Saat ini rumah sakit harus berproses untuk akreditasi, tingkat akreditasi RSUD Batubara Perdana, nah ikuti saja Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada, di pastikan proses bisa dilalui,”terang dr Qadri.(red01)