BATUBARA.Ersyah.com l Ikan Jurung yang jadi kebanggaan Sumatra Utara dan Indonesia, melalui PT Inalum (Persero) tidak lagi hanya berenang di sepanjang Sungai Asahan, namun perusahaan membawahnya di pasar ikan internasional.
Siapa sangka, di balik batu dan rerimbunan Daerah Aliran Sungai (DAS) Asahan yang asri dan ideal bagi ekosistem ikan ada ikan endemik yang habitat di Sungai Asahan dan primadona khususnya masyarakat Batak Sumatra Utara.
Ikan Jurung atau nama latinnya Neolissochilus sumatranus (Cyprinidae), dengan ukuran yang cukup besar dan rasanya cukup enak, menjadi salah satu menu kuliner masyarakat suku Batak di Sumatra Utara ketika melakukan upacara-upacara adat. Status ikan yang dihormati dalam adat itu, memiliki harga cukup tinggi di pasaran dengan harga satu kilogram mencapai 1 juta rupiah (dalam keadaan hidup) dan 350 ribu rupiah dalam keadaan mati.
Demikian siaran pers Humas PT Inalum diterima Ersyah.com, Senin (13/6/22).
Bahkan, permintaan yang tinggi, karena rasa yang enak dan harga selangit membuat Sutrisno, warga Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan membuat budi daya Ikan Jurung di belakang rumahnya yang berada di tepi Sungai Asahan.
Sutrisno membangun sejumlah kolam yang diisi banyak ikan dan termasuk Ikan Jurung. Sang pioner pembudidaya Ikan Jurung ini sudah melakukan kegiatan di kampungnya sejak 5 tahun lalu.
“Dulu belinya 200 ekor dan per ekor bibitnya Rp10 ribu. Alhamdulillah panen empat tahun. Bagus hasilnya. Sekarang kami cari sendiri. Dulu itu betul-betul tradisional kita. Pakannya pun apa yang mampu kami berikan seperti biji sawit. Sekarang sudah kami coba pakan pelet. Mungkin bisa lebih cepat panen,”katanya.
Sutrisno, Ikan Jurung punya nilai jual maksimal, harus memiliki ukuran berat diatas satu kilogram. Untuk mencapai ukuran berat 1 Kg, bukan perkara mudah karena harus melihat aspek makanan, kolam dan suhu air. Bagi para pembudidaya Jurung untuk membuat bisa dijual dengan harga maksimal (ukuran 1 kilogram), dibutuhkan waktu selama tiga tahun. Budidaya Ikan Jurung miliknya mengepakan sayap ketika mulai banyak permintaan dari Singapura dan Malaysia
“Pengusaha dari Singapura, Malaysia sudah utus wakilnya ketemu saya minta dipasok Jurung. Berapapun mereka siap beli, tapi memang inilah masalahnya. Masa panen lama, infrastruktur kita terbatas. Setiap ada permintaan kita tidak ready karena tak ada ikannya. Untuk pasar lokal saja banyak permintaan, apalagi kalau ada acara adat Batak,”ungkap Sutrisno.
Sutrisno dalam melakukan budidaya Ikan Jurung disambut baik PT Inalum (Persero) dengan memberikan berbagai dukungan mendasar untuk memastikan budidaya ikan bernilai tinggi itu bisa memberikan kesejahteraan dan kebaikan untuk masyarakat.
Perusahaan membangun berbagai alat yang berisi Pemijahan di atas lahan milik Sutrisno.
Harapannya, para pekerja dari kelompok usaha tersebut bisa semangat dan tekun, lebih mahir dalam memijah Ikan Jurung dan mereka akan lebih mudah mendapatkan bibit yang berkualitas. PT Inalum (Persero) juga mengirim kelompok usaha Sutrisno selama sepekan untuk melakukan pembelajaran dan training budidaya hingga ke Sidimpuan yang telah lama memiliki budidaya Ikan Jurung.
“Sudah sekolah kami ini. Sekarang sudah diterapkan. Gedung pemijahan yang dibantu Inalum juga sudah kami gunakan. Kami memang masih butuh bantuan infrastruktur kolam. Karena kolam Jurung harus dibuat mirip habitat aslinya,”papar Sutrisno.
Semangat optimisme para pembudidaya Jurung di Kabupaten Asahan itu yang dilihat PT Inalum (Persero), untuk terus mendorong para pelaku budidaya bisa membawa Ikan Jurung kebanggaan Sumatra Utara dan Indonesia untuk berenang di pasar internasional.(red01)