
MEDAN.Ersyah.com l Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sumut), M Armand Effendy Pohan, menekankan pentingnya peningkatan kolaborasi antara Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Sumut dan berbagai stakeholder terkait, termasuk Dinas Pendidikan serta Pemerintah Kabupaten/Kota.
Hal itu disampaikannya dalam acara Temu Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2025 di BPMP Sumut, Jalan Bunga Raya, Medan. Rabu (8/1/2025).

Menurut Effendy Pohan, perubahan struktural di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, kini terbagi menjadi tiga kementerian, telah mengubah banyak hal dalam cara kerja lembaga pendidikan. Karena itu, kolaborasi lebih erat antar lembaga dan dengan pemerintah daerah menjadi kunci untuk mencapainya.
“Perubahan ini memerlukan penyesuaian dan kolaborasi yang semakin kuat, baik antar kementerian maupun pemerintah daerah,”ujar Effendy Pohan.
Pj Sekdaprov Sumut juga menyampaikan optimisme terhadap rencana dan program BPMP Sumut untuk tahun 2025. Ia menilai, keberhasilan BPMP Sumut dalam melebihi target di tahun 2024, yang bahkan mencapai capaian luar biasa yang selama ini sulit dicapai, menjadi bukti kekuatan organisasi.
Effendy Pohan mengingatkan agar BPMP Sumut tidak berpuas diri, melainkan terus berusaha melakukan yang terbaik di tahun depan.
Sementara itu, Kepala BPMP Sumut, Tajjudin Idris, melaporkan beberapa pencapaian membanggakan yang berhasil diraih organisasi yang dipimpinnya.
Di antaranya, terkait masalah lahan, keorganisasian dan peningkatan pendapatan yang melonjak signifikan. Pendapatan BPMP Sumut di tahun 2024 meningkat empat kali lipat dari target yang ditetapkan.
“Kami diberi target sekitar Rp227 juta, dan alhamdulillah pada tahun lalu kami berhasil meraih sekitar Rp1 miliar, ini berkat kerja keras seluruh tim dan dukungan dari Pemprov Sumut,”ujar Tajjudin.
Salah satu target utama BPMP Sumut di tahun 2025 adalah menurunkan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Provinsi Sumut. Berdasarkan data, pada tahun 2024 terdapat sekitar 255.824 anak dengan status ATS, yang terdiri dari 57.101 anak yang drop out, 63.728 anak yang lulus tetapi tidak melanjutkan sekolah, serta 133.995 anak yang belum pernah bersekolah.
“Kami akan fokus untuk menurunkan angka ATS ini dan meningkatkan literasi di provinsi kita. Kami juga berkomitmen mendukung program-program pemerintah pusat serta memperkuat kerja sama dengan seluruh stakeholder terkait,”tambah Tajjudin.
Acara ini turut dihadiri oleh Forkopimda Sumut, tokoh pendidikan, serta berbagai stakeholder terkait, termasuk perwakilan dari PGRI, Diskominfo Sumut, Tanoto Foundation, dan OPD terkait lainnya.(red01)
