Danau Toba Hadapi Revalidasi UNESCO, Asesor Tinjau Geosite Hingga Sekolah dan UMKM

Asesor UNESCO, Soo Jae Lee saat melihat penjelasan peta lokasi Danau Toba dan melihat langsung beberapa fasilitas pendukung untuk proses revalidasi UNESCO Global Geopark.(Foto. Diskominfo Sumut)

SAMOSIR.Ersyah.com l Kawasan Danau Toba tengah bersiap menyambut proses revalidasi UNESCO Global Geopark yang akan berlangsung pada 21–25 Juli 2025.

Dalam rangka pra-revalidasi, Asesor UNESCO, Soo Jae Lee, melakukan kunjungan intensif ke sejumlah titik strategis di kawasan Kaldera Toba untuk mengevaluasi kesiapan daerah ini.

iklan

Kunjungan dimulai sejak Jumat (11/7/2025) ke Geosite Sipinsur dan Huta Ginjang. Esoknya, Sabtu (12/7/2025), rombongan melanjutkan peninjauan ke geosite Sibaganding, Taman Eden 100, Kampung Adat Siallagan, dan lainnya.

Tidak hanya berhenti di geosite, pada Minggu (13/7/2025), Soo Jae Lee juga mengunjungi Air Terjun Sipiso-Piso, SMK Negeri 1 Simanindo, Kampung Ulos Huta Raja, dan Pusat Informasi Geopark di Sigulatti.

Kunjungan ini bertujuan memberikan catatan serta rekomendasi untuk peningkatan kualitas kawasan Danau Toba sebagai UNESCO Global Geopark. Asesor juga menilai kesiapan sektor pendukung seperti sekolah, pelaku UMKM, serta partisipasi masyarakat dalam menjaga dan melestarikan kawasan geopark.

Kepala SMK Negeri 1 Simanindo, Perri Sagala, menyatakan sekolahnya telah aktif mempersiapkan diri. Para siswa dan guru dibekali pemahaman mendalam tentang konsep geopark dan pentingnya pelestarian budaya.

“Kami dorong peserta didik untuk memahami nilai-nilai budaya dan warisan leluhur. Kami juga berinovasi menciptakan menu kuliner lokal sebagai bagian dari pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi kreatif,” ungkap Perri.

Sementara itu, pengelola Geosite Taman Eden, Made Sirait, menekankan pentingnya status geopark UNESCO sebagai alat validasi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Dengan status ini, kita punya senjata legal untuk terus menjaga lingkungan. Ada legitimasi dan perhatian khusus dari negara. Ini bukan hanya soal pariwisata, tapi juga tentang ekonomi berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat,”ujar Made.

 

Made menambahkan, tujuan utama geopark adalah mencapai keseimbangan antara konservasi lingkungan, pembangunan ekonomi, dan pelestarian budaya lokal.

Melalui pra-revalidasi ini, Soo Jae Lee ingin memastikan Danau Toba tidak hanya memiliki kekayaan geologis yang luar biasa, tetapi juga masyarakat yang teredukasi dan siap mendukung konsep geopark secara menyeluruh. Interaksi langsung dengan siswa, guru, pelaku UMKM, hingga tokoh masyarakat menjadi bagian penting dari penilaian ini.

“Jika sukses dalam revalidasi mendatang, status Global Geopark dari UNESCO akan terus melekat pada Danau Toba, membuka peluang lebih besar dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan dan promosi warisan budaya Indonesia,”tutupnya.(red01)

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *