Hadapi Pemilu 2024, Begitu Ungkapan Kapolres Batubara Dirakor Lintas Agama

Foto: Kapolres Batubara AKBP Jose DC Fernandes SIK didampingi Wakapolres Kompol Imam Alriyuddin SH saat rakor dengan lintas agama.(foto. Izet ersyah)

BATUBARA.Ersyah.com l Menghadapi pemilu tahun 2024, Kapolres Batubara AKBP Jose DC Fernandes SIK membuat rapat koordinas lintas agama, Rabu (12/7/23) di Mako Polres Batubara, Sumatera Utara.

Turut hadir Wakapolres Kompol Imam Alriyudin SH, Kakan Kemenag, MUI, Muhammadiyah, Al Washliyah, Ketua NU dan Ketua Walubi.

iklan

Kabag Ops Polres Batubara Kompol Imam Alriyudin SH menyampaikan, saat ini tahapan Pemilu sudah berjalan. Terkait dengan itu, Polres Batubara menghimbau agar para calon tidak menjadikan tempat ibadah sebagai bertanding atau dijadikan tempat kampanye.

“Kami Polres Batubara berharap pengurus ormas agama bisa menjadi perpanjangan tangan untuk menghimbau agar tidak menjadi fasilitas politik tempat ibadah. Kita semua mengharapkan kondusifitas di Kabupaten Batuara,”himbaunya.

Menanggapi hal itu, Plh Kakan Kemenag Batubara Syahri Mauliddin menyampaikan, untuk tempat ibadah tidak digunakan politisasi dan kami setuju itu. Adanya isu politik tahun ini mulai panas kami menginginkan itu tidak terjadi. Kami menginginkan surat edaran khususnya Kemenag Batubara, himbauan bukan saja mesjid atau gereja.

“Kalau ceramah mungkin terbatas tidak saling dukung mendukung. Kemenag menghimbau kepada masyarakat dan internal sendiri untuk tidak terikut dukung mendukung secara terang terangan,”katanya.

Sementara itu Ketua Muhammadiyah Yusri SPd menyampaikan apresiasi atas inisiatif Kapolres Batubara membuat pertemuan itu.

Ia mengharapkan pertemuan agar selalu dilakukan tidak hanya terkait Pemilu. Kita sudah melakukan semacam penyampaian informasi kepada masyarakat untuk turut serta menjaga kondusif daerah.

“Muhammadiyah ada program pengajian memberikan pencerahan kepada jemaah. Saya inginkan pertemuan ini kita datang ke desa karena ada Bhabinkamtibmas dan mengenal tokoh masyarakat di desa sehingga tercipta kesinambungan dan mensosialisasikan pemilu damai. Kalau hanya kita saja melakukan pertemuan mungkin akan susah tercipta,”ucapnya.

Ketua MUI, HM Hidayat menyampaikan, MUI menjaga dan memelihara khususnya umat muslim, dan sangat mendukung himbauan yang diberikan dan tetap berkoordinasi kepada Polres Batubara setiap terjadi isu, gesekan dan berita panas melalui Kasat Intelkam.

“Saya mengharapkan koordinasi ini tetap selalu berjalan. Di desa isu yang kecil bisa menjadi isu yang memanas dan kita harus jaga itu. Kita di MUI mencegah gejolak yang ada, mulai tingkat Kecamatan, kabupaten selalu koordinasi dengan Polres Batubara untuk menjaga situasi yang aman menjelang Pemilu tahun 2024,”katanya.

Ketua PC Nahdlatul Ulama H Mogaza, tingkatkan Moderasi Agama (Kerukunan Agama) dengan menjalankan agamanya masing-masing dan kita sampaikan ke desa melalui tokoh agama tingkat desa. Ajak Kemenag dan MUI untuk menyampaikan himbauan, penyuluhan  untuk satukan persepsi dan pandangan.

“Untuk himbauan agar tempat ibadah dijadikan tempat kampanye, Kemenag agar memanggil khotib dan tokoh agama dalam menyatukan pendapat. Penyuluh agama yang ada, membuat program untuk menyampaikan kepada umat beragama yang lain. Kita menyiapkan apa konsep dan misi kita kedepan umat bergama,”sebutnya.

Ketua FKUB P Sitompul, tingkat kebaikan dalam umat beragama perlu terus dipupuk dengan arti kata dalam kebersamaan tidak melihat perbedaan. FKUB dalam menghadapi hal kedepan dan setiap persoalan pihaknya turun. Dalam Pemilu yang menjadi tantangan, ketika calon datang ke tempat Ibadah untuk meminta doa atau titipan doa.

Ketua Al Washliyah Al Asari SAg MSi menyebutkan, dalam menghadapi Pemilu tahun 2024 sebagai ormas muslim terbesar sudah melakukan pembinaan ummat imam dan khotib. “Ormas kita bukanlah besukan partai politik. Isu di sosmed yang menjadi korban adalah umat islam. Ketika kita menjalankan fungsi kita masing – masing ini semua akan stabil. Kita berharap tidak ada keterlibatan institusi dalam pemilu ini,”pintanya.

Al Asari mebutkan, Al Washliyah menjaga karena kita berada di institusi yang netral. Potensi terpecah berawal dari sosial media melalui dunia maya dan media yang tidak bertanggung jawab.

“Mari kita tahan nafsu politik kita, utamakan kerukunan dan stabilitas karena satu pilihan saja tetap menjadi perbedaan juga, yang terpenting kejujuran keterbukaan kepada institusi dan penegakan hukum yang berkeadilan dalam fungsi yang netral ketika kita berada di institusi kita tidak akan membedakan.

Akar masalah sebagaimana ideal nya tidak akan melakukan kampanye di rumah ibadah,”beber Al Asari.

Perwakilan Walubi Agung Gunawan, di Kabupaten Batubara ada kami, dan kami umat Budha sangat nyaman beribadah dengan keharmonisannya. “Kami apresiasi atas inisiatif pertemuan ini koordinasi antar lintas agama. Kedepannya kami akan menjaga kondusifitas daerah menjelang Pemilu tahun 2024,”janjinya.

Menanggapi penyampaian masing -masing, Kapolres Batubara AKBP Jose DC Fernandes SIK, mau hasil rapat dapat dibuat kesepakatan bersama l.

“Saya hanya meminta dukungan kepada bapak – bapak semua dalam rapat ini, dan sepakat tempat ibadah agar tidak menjadi fasilitas Poltik. Kedepannya kita akan libatkan semua institusi termasuk KPU, Bawaslu dan semua Ketua Partai,”tukas Kapolres.(red01)

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *