LABURA.Ersyah.com l Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Sumatera Utara laksanakan forum koordinasi percepatan penurunan angka Stunting dengan pemerintah Kabupaten Labura.
Kegiatan digelar, Rabu (22/8/23) di Aula Hotel Shangrilla Aek Kanopan dibuka Wakil Bupati (Wabup) Labura H.Samsul Tanjung ST MH.
Turut hadir Kepala Bapeda Labura M.Ichkwan Lubis ST, Kadisos Jhon Feri S,STP, Kadis PPKB Erni Malinda Napitupulu, Kadinkes, Camat, Ketua Baznas, perwakilan unsur TNI / Polri , tokoh masyarakat dan tokoh agama.
“Stunting ini adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak berusia dibawah lima tahun akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama dan infeksi berulang terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan,”ujar Wabup H Samsul Tanjung saat memberi sambutan.
Dikatakannya, penurunan stunting merupakan salah satu program Presiden nomor 72 tahun 2021, tentang percepatan penurunan stunting. Implementasi dari peraturan tersebut adalah rencana aksi nasional pasti sebagai pedoman bagi pemerintah pusat, daerah hingga kelevel desa dalam melaksanakan program penurunan Stunting. Pemkab Labura memiliki komitmen tinggi dalam percepatan penurunan stunting, ini terbukti dari capaian prevalensi stunting di Kabupaten Labura.
“Sesuai target nasional penurunan stunting tahun 2024 harus mencapai 14 %, sedangkan Labura berdasarkan hasil survei status gizi indonesia mampu menurunkan angka stunting dari sebelumnya 30,9 persen di tahun 2021 menjadi 7,3 persen di tahun 2022,”papar Wabup.
Diakhir sambutannya wabup berharap melalui forum yang dibuatseluruh stakeholder ini mendapatkan hasil yang baik, dimana kerja dan dapat saling bahu membahu serta berupaya terus untuk menurunkan angka stunting di Labura hingga zero stunting pada tahun 2024 mendatang.
“Pertemuan ini harus menghasilkan yang baik , evaluasi capaian indikator untuk mencari solusi dari berbagai kendala untuk percepatan penurunan stunting 2023,”imbuh Wabup Samsul.
Sementara itu, Kepala BKKBN Provinsi Sumut Dr.Munawar Ibrahim menyampaikan terimakasih kepada pemerintah Kabupaten Labura yang cepat melakukan penurunan angka stunting dan berikan apresiasi atas kerjasama antar lembaga dengan baik.
Stunting salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia unggul. Hasil survey SSGI tahun 2022 angka prevalensi stunting di Provinsi Sumut turun dengan angka 4,7 %. Sementara di Kabupaten Labura mengalami penurunan signifikan dari 30,9% pada tahun 2021 menjadi 7,3% di tahun 2022.
“Hasil verifikasi dan validasi pendataan keluarga sebanyak 51.205 keluarga beresiko stunting, tentunya ini menjadi tantangan bagi kita kedepannya, untuk memberikan perhatikan dengan memberikan tambahan gizi dan pemberian makanan tambahan,”tutup Dr Munawar.(F.Sinaga)