
MEDAN.Ersyah.com l Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tenun yang diselenggarakan Dekranasda Sumatera Utara (Sumut), telah menunjukkan hasil yang memuaskan, Selasa (12/11/2024) di UPT Pelatihan Koperasi dan UKM Sumut.
Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Sumut, Tyas Fatoni, menyatakan optimisme yang tinggi terkait keberlanjutan regenerasi penenun di provinsi tersebut. Para peserta pelatihan rata-rata berusia 16-20 tahun, menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam menguasai keterampilan menenun.

“Kita sangat optimis pelestarian penenun di Sumut ini akan terus berjalan. Sehingga hasil yang dicapai para peserta sangat bagus, mereka dapat menangkap materi yang diajarkan dengan mudah,”kata Tyas.
Pelatihan berlangsung selama kurang lebih satu bulan ini bertujuan untuk tidak hanya mengajarkan keterampilan menenun, tetapi juga untuk membuka peluang wirausaha bagi generasi muda. Sebagai program PKW, para peserta nantinya akan diberikan alat tenun dan benang untuk memulai usaha mereka sendiri, yang diharapkan dapat bersaing dengan penenun-penenun lain yang sudah berpengalaman.
“Selain dilatih, mereka juga akan diberikan alat tenun dan benang. Tujuannya agar mereka bisa berdaya secara mandiri setelah pelatihan,” tambah Tyas.
PKW Tenun ini merupakan inisiatif dari Kemendikbudristek yang bertujuan untuk menciptakan wirausaha baru di sektor kerajinan tradisional. Melalui pogram ini, Dekranasda Sumut turut memberikan dukungan penuh bagi para peserta, memastikan bahwa mereka akan mendapatkan pembinaan lanjutan setelah pelatihan selesai.
Junjung Hutabarat, pelatih tenun yang bertanggung jawab atas pelatihan tersebut mengapresiasi terhadap perkembangan peserta. Ia menjelaskan bahwa peserta yang berusia muda mampu menguasai teknik menenun dengan cepat tanpa ada kesulitan berarti. Dengan antusiasme yang tinggi dari peserta, Junjung optimis regenerasi penenun akan terus berlanjut di Sumut.
“Pelatihan ini sangat penting karena regenerasi penenun harus terus dilakukan. Tidak hanya teknik menenun, namun motif-motif tradisional kita juga harus dilestarikan generasi muda,”ucap Junjung.
Seorang peserta, Zalfa Malihah Zahirah (17) berasal dari Aek Nabara, mengaku senang mengikuti pelatihan. Zalfa, yang sebelumnya sudah memiliki keterampilan menjahit, merasa kesempatan untuk menambah keahliannya dalam menenun sangat berharga.
“Saya senang bisa mengikuti pelatihan ini. Ini kesempatan emas untuk menambah keterampilan. Saya optimis setelah selesai, bisa membuka usaha yang berkaitan dengan kain tenun ini,” ujar Zalfa.(red01)
