PWKI Batubara Perkuat Gerakan Stop Kekerasan Berbasis Gender dan KDRT

Perwakilan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Batubara, Sony Aghata Siahaan saat menyampaikan materi perlindungan terhadap anak dan penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.(Foto. Istimewa)

BATUBARA.Ersyah.com l Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wanita Kristen Indonesia (DPC PWKI) Kabupaten Batubara menggelar sosialisasi Undang-Undang Perlindungan Perempuan dan Anak serta Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), yang dirangkai dengan Perayaan Natal DPC PWKI 2025, Kamis (4/12/2025) di Gedung Sapatoba, Jalan Lintas Sumatera, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara.

Dengan mengusung tema Natal “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga”, kegiatan sebagai penetegasan untuk memperkuat komitmen perlindungan perempuan dan anak di Kabupaten Batubara.

Ketua DPC PWKI, dr. Piola Tampubolon,  didampingi Sekretaris Riama Napitupulu, membuka kegiatan dengan menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi ancaman nyata yang harus ditangani serius.

Melalui sosialisasi dan perayaan Natal ini, PWKI Batubara berharap kesadaran masyarakat semakin meningkat, sehingga setiap keluarga mampu menjadi tempat yang aman, penuh kasih dan bebas dari segala bentuk kekerasan.

Acara turut dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Batubara Ny. Henny Heridawaty Siagian bersama Staf Ahli TP PKK Ny. Leli Syafrizal, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap program perlindungan keluarga.

Sebagai narasumber, perwakilan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Batubara, Sony Aghata Siahaan serta Kabid PPA Dinas Sosial, Khodijah, yang memberikan pemaparan tegas dan mendalam.

Dalam materi, Sony menekankan pentingnya peran keluarga, masyarakat dan sekolah dalam mencegah kekerasan seperti, Stop Kekerasan pada Anak, Jauhi Narkoba dan Stop Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).

Menurutnya, perlindungan anak bukan hanya kewajiban pemerintah, tetapi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. “Anak harus tumbuh dalam lingkungan yang aman, bebas dari intimidasi, kekerasan, dan ancaman digital,”tegasnya.

Ia mengajak seluruh lapisan untuk perkuat menyuarakan perlindungan hak-hak perempuan dan anak di tengah meningkatnya kasus kekerasan yang masih terjadi di berbagai daerah.

“Sosialisasi ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan gerakan nyata untuk membuka mata masyarakat agar lebih berani melapor, lebih peka terhadap tanda-tanda kekerasan, serta memahami dasar hukum perlindungan korban,”ucap Sony.

Ia mengingatkan bahwa kekerasan tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga verbal, psikologis, hingga digital, yang kerap tidak disadari keluarga.

“Hari ini sangat luar biasa, kehadiran ibu Ketua TP PKK dan ibu Staf Ahli PPK Kabupaten Batubara sebagai bentuk dukungan penuh terhadap penguatan ketahanan keluarga di Batubara. Dengan kepedulian kolektif, ketegasan hukum, dan keberanian masyarakat melapor, Batubara diharapkan menjadi wilayah yang aman bagi setiap perempuan dan anak,”tutupnya.(red01/mn)

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *