
MEDAN.Ersyah.com l Dies Natalis ke-45 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) menjadi panggung gagasan politik dan arah kepemimpinan masa depan.
Di tengah arus perubahan sosial dan digital yang kian deras, pentingnya integritas, empati dan kepekaan terhadap perubahan zaman sebagai fondasi utama seorang pemimpin.

“Dari kampus harus lahir pemimpin yang inklusif, membawa perubahan dan berani mentransformasi Sumut serta Indonesia,” tegas Pj Sekdaprov Sumatera Utara (Sumut) Sulaiman Harahap dalam orasi ilmiah bertema “Dari Kampus untuk Negeri, Creating Future Leaders”, Sabtu (8/11/2025) di Aula Gelanggang Mahasiswa USU, di Medan.
Ia menilai, FISIP USU bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan pusat lahirnya kader-kader pemimpin bangsa yang memiliki visi politik kebangsaan. Terlebih, hadirnya dua tokoh nasional, Menteri Komunikasi dan Digital Mutya Hafid serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi, yang memperkuat pesan bahwa politik masa depan harus adaptif dan berwawasan kemanusiaan.
“Saya yakin, dari Sumatera Utara akan lahir pemimpin-pemimpin nasional yang kuat, visioner dan berakar pada nilai-nilai sosial,” ujar Sulaiman.
Sementara Rektor USU Prof Murianto Amin menegaskan, peran FISIP sangat strategis dalam mencetak pemimpin dan penggerak perubahan.
“Ilmu politik bukan hanya tentang kekuasaan, tapi juga tentang keberpihakan pada rakyat. FISIP adalah dapur pemikiran bagi arah kebijakan publik dan pembangunan bangsa,”ucapnya.
Murianto juga mendorong mahasiswa agar tidak berhenti berpikir kritis dan menulis. “Pemimpin besar lahir dari tradisi berpikir reflektif, bukan dari kenyamanan diam,”katanya.
Dikesempatan itu, Menteri Komdigi Mutya Hafid menyebut politik hari ini tak bisa dipisahkan dari dunia digital.
“Dengan 229 juta pengguna internet dan 95 persen aktif di media sosial, Indonesia sedang menyiapkan panggung baru bagi pemimpin digital yang cerdas dan toleran,” tegas Mutya.
Sedangkan Menteri PPPA Arifah Fauzi menekankan pentingnya kepemimpinan membangun berbasis empati di kalangan muda.
“Generasi muda, khususnya mahasiswa FISIP USU, harus berani tampil memimpin dengan hati dan akal sehat, karena masa depan politik Indonesia ada di tangan kalian,”sebutnya.(RH/red)










