BATU BARA, Ersyah.com | Sunyi dari pemberitaan lantaran pandemi Covid-19, salah seorang alumni Pondok Pesantren Al-Mukhlishin Kabupaten Batubara bernama Siddiq Fathul Khairi terpilih sebagai Juara 1 Musabaqoh Talaqqi Qur’an (MTQ) di Mesir, sehingga mengharumkan nama bangsa Indonesia dan tanah kelahirannya Kabupaten Batubara.
Siddiq adalah asli putra daerah yang berasal dari Desa Ujung Kubu Kecamatan Nibung Hangus Kabupaten Batubara Sumatera Utara yang saat ini sedang menimba ilmu di Mesir.
Berdasarkan informasi yang dihimpun ersyah.com Siddiq adalah salah seorang putra terbaik Kabupaten Batubara yang merai juara 1 Tartil Alqur’an Internasional antar mahasiswa di Mesir, dan langsung mendapatkan apresiasi dari Sheikh Aiman Sweid.
Menurut keterangan Siddik yang berhasil Ersyah.com rangkum dalam wawancara langsung melalui pesan Whatsapp, Rabu (6/5), kekuatan yang saya ikuti, “yaitu Musabaqah Taraatil Ramadaniyyah (tartil quran semasa bulan ramadan) yang diadakan oleh salah satu saluran TV yang berada di Jeddah yang langsung dinilai oleh pakar qiroaat Internasional yakni Syekh Dr. Ayman Rusydi Suweid, dengan cara merekam sebuah video melalui handphone berdurasi 2-3 menit, lalu nengirimnya kesaluran tv tersebut.
Sedangkan peserta yang berpartisipasi dalam musabaqah tersebut berasal dari berbagai negara dan bukan hanya negara-negara arab saja atau mahasiswa yang menimba ilmu diarab saja, karena kejuaraan tersebut bersifat umum (bebas untuk semua jenis dan usia).”katanya.
Siddiq juga menjelaskan saat ini ia masih berada di 25 besar yang mana setiap penampilannya ia berturut-turut juara 1 perepisode bukan juara 1 dalam kejuaraaan tersebut karena Musabaqoh tersebut masih berlanjut hingga 25 Ramadhan. Sedangkan videonya yang dibincangkan beberapa pegiat medsos baru-baru ini ditayangkan pada tgl 5 Mei lalu pukul 23.30 Waktu Makkah Al-Mukarramah dan bisa dilihat di cannel youtube berikut ini (https://youtu.be/8V2_NXezqhM)
“Ribuan video peserta yang dikirim ke chanel stasiun tv tersebut akan diseleksi untuk ditayangkan di tv, hanya 250 orang saja yg diambil untuk ditayangkan selama bulan ramadan, setiap hari akan di ambil 3 peserta terbaik dari 10 peserta yang ditayangkan, dan sampai sekarang musabaqah nya masih berlanjut sampai 25 ramadan mendatang.” ujarnya.
Sedangkan yang dinilai dalam perlombaan Musabaqoh tersebut adalah bacaan alqur’an yang fasih, penyempurnaan harokat, waqof dan ibtida’nya bagus, cetus Siddiq.
Berikut komentar dari juri Dr. Aiman Suwaed (Tahsin Al-Qur’an) terhadap bacaan ayat Qur’an yang dibacakan Siddiq dalam perlombaan tersebut. Masya allah demi allah bacaannya fasih, hurufnya teratur serta penyempurnaan harokat. Ada satu pembahasan tajwid tentang penyempurnaan harokat, dan “Kita tadi mendengarkan bacaannya lepas tidak dipaksa benar-benar sesuatu yang indah waqaf dan ibtida’ nya juga bagus dan ia tidak buruk disitu. Saya doakan untukmu, Taufik mudah-mudahan Allah meridhoimu,” ucap Sheikh terhadap Siddiq dari stasiun tv tersebut.
Ditanyakan harapan apa yang akan disampaikan Siddiq mengatakan, “Agar kedepan Pemerintah menyadari bahwa kita memiliki banyak potensi untuk maju ke kancah internasional, dan mudah-mudahan banyak lagi dari para penghafal alquran kita yang tampil di acara yang bertaraf Internasional.”
Terakhir ia mengucapkan syukur dan rasa terima kasihnya kepada kedua orang tuanya beserta keluarga, dan juga guru-guru yang pernah mendidiknya hingga sampai seperti saat ini dan terimakasihnya pula pada Kepala Yayasan Ponpes Al-Mukhlishin Buya H. M. Nasir Lc,. MA dan Kepala Sekolah Ponpes Al-Mukhlisin buya Rizka Eka Syahputra S. Pd,. M. Pd, dan khususnya kepada buya Jalaluddin Ilyas dan buya Ya’kub yang dulu membimbingnya sebagai penghafal Alqur’an dan fasih berbahasa arab.
“Saya doakan agar Allah memberikan sebaik baik balasan karena sejatinya semua jasa mereka tidak akan bisa kita balas walau hanya sedikit,” ungkapnya (m.02)