Puluhan Anak Jalanan Terjaring Razia di Medan, 5 Positif Narkoba

 

MEDAN.Ersyah.com l Di balik gemerlap lampu kota dan hiruk pikuk jalanan Medan, tersimpan kisah pilu anak-anak yang terampas masa kecilnya. Dalam razia besar yang digelar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Jumat (2/5/2025), puluhan anak jalanan ditemukan hidup dalam eksploitasi mengemis, menjadi manusia silver, hingga bolos sekolah demi sekeping rupiah.

Lebih memilukan lagi, dari hasil pemeriksaan, lima anak dinyatakan positif mengonsumsi narkoba. Sebagian lainnya bahkan masih balita, dibawa  orangtuanya untuk mencari uang di persimpangan jalan.

“Anak-anak yang seharusnya duduk di bangku sekolah, justru kita temukan di jalanan. Ada yang membawa ember cat sebagai manusia silver, ada pula yang membawa gitar kecil untuk mengamen,” ungkap Kasatpol PP Sumut, Moettaqien Hasrimi.

Razia tim gabungan dari Satpol PP, Dinas P3AKB, Dinas Sosial Sumut dan instansi terkait lainnya. Mereka menyisir titik-titik rawan di Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang.

Salah satu kisah paling mengiris datang dari M (5 tahun) dan abangnya K (10 tahun). Setiap malam, mereka duduk di depan sebuah kafe di Jalan Adam Malik, berharap belas kasih dari pengunjung. “Habis cari sampah, duduk di situ, dikasih uang warna kuning,” tutur M sambil menggenggam sepotong roti.

K, yang mengaku duduk di kelas 3 SD, tak mampu menjawab ketika ditanya apakah bisa membaca. “Belum bisa,” jawabnya lirih, padahal ia semestinya tengah menikmati masa bermain dan belajar.

Kepala Dinas P3AKB Sumut, Dwi Endah Purwanti menyebutkan, banyak anak SMA ditemukan berjualan makanan di persimpangan jalan.

“Ada anak usia 10 tahun, katanya sekolah, tapi belum bisa membaca. Ini adalah alarm darurat bagi kita semua,” tegas Dwi.

Dinas P3AKB memastikan anak-anak yang terjaring telah melalui proses asesmen. Orangtua mereka diminta menandatangani surat pernyataan untuk tidak lagi mengeksploitasi anak. Jika melanggar, bantuan sosial yang selama ini diterima akan dicabut.

Bagi anak-anak yang terbukti memakai narkoba, pemerintah akan memfasilitasi rehabilitasi melalui Badan Narkotika Nasional (BNN).

“Anak-anak ini bukan pelaku, mereka adalah korban dari kelalaian dan kemiskinan,”ujar Dwi.

Razia ini bukan sekadar penertiban. Ini adalah panggilan nurani, masa depan Sumatera Utara tak boleh dibangun di atas tangis anak-anak jalanan.(red01)

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *