Harga Stabil, Kebijakan Pemprov Sumut Diapresiasi Pengamat Ekonomi

Pengamat Ekonomi USU, Wahyu Ario Pratomo saat menyampaikan apresiasi kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara atas harga mulai stabil.(Foto. Diskominfo Sumut)

MEDAN.Ersyah.com l Penurunan inflasi di Sumatera Utara (Sumut) memperlihatkan arah positif dan dinilai sebagai cermin keberhasilan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga. Pengamat Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Ario Pratomo, menyebut turunnya inflasi year on year (y/y) Sumut menjadi 3,96% pada November 2025, dari 4,97% pada Oktober dan 5,32% dan September 2025, bukan sekadar angka, melainkan bukti kerja nyata.

Menurut Wahyu, tren penurunan menunjukkan intervensi Pemprov Sumut dan pemerintah kabupaten/kota berjalan efektif. Salah satu langkah strategis yang dinilainya tepat adalah mendatangkan 50 ton cabai merah dari Jember, untuk menekan gejolak harga komoditas.

“Ini intervensi yang pintar. Harga cabai menjadi salah satu pemicu inflasi. Penurunan dari 5,32% (September) hingga 3,96% (November) menunjukkan kebijakan yang tepat sasaran,” ujarnya di Kantor Gubernur Sumut, Medan, Senin (8/12/2025).

Wahyu menyebut, inflasi bukan sekadar data ekonomi.

“Inflasi juga ukuran kinerja kepala daerah,”ucapnya.

 

Menurut Wahyu, harga komoditas strategis seperti cabai, bawang merah, beras dan ayam ras sangat menentukan stabilitas inflasi di Sumut.

Ia menilai faktor penyebab inflasi kerap berasal dari ketidakseimbangan produksi dan permintaan, serta distribusi yang terganggu akibat infrastruktur belum optimal.

Karenanya Wahyu mendorong pemerintah memperkuat kerja sama antar wilayah, meningkatkan produksi pangan, hingga melakukan mitigasi risiko inflasi sejak awal.

Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setdaprovsu, Poppy Marulita Hutagalung, menjelaskan, Pemprov Sumut menerapkan strategi 4K sesuai Peta Jalan Pengendalian Inflasi Daerah 2025–2027.

Empat strategi tersebut meliputi, keterjangkauan Harga, ketersediaan Pasokan, kelancaran Distribusi dan komunikasi Efektif.

Melalui strategi ini, berbagai program dijalankan mulai dari operasi pasar, sidak ke pasar dan gudang distributor, pemantauan pasokan, penguatan tata niaga, hingga pembentukan toko pantau inflasi.

Gerakan pangan murah hingga perluasan Rumah Pangan Kita (RPK) juga menjadi bagian penting dalam meredam lonjakan harga.

Untuk menjaga ketahanan pasokan jangka panjang, Pemprov Sumut menyiapkan perluasan kawasan pertanian strategis tahun 2026, meliputi, Padi: 2.000 ha di Simalungun & Deliserdang, Jagung: 2.000 ha di Simalungun & Dairi, Cabai merah: 200 ha di Simalungun, Dairi, Humbahas, Samosir, Bawang merah: 200 ha di Simalungun, Humbahas, Samosir, Dairi.

Program ini merupakan bagian dari Jaminan Kestabilan Harga Komoditi Pangan (JASKOP) yang digagas Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution dan Wakil Gubernur H. Surya.

“Langkah strategis JASKOP memperkuat produksi sekaligus distribusi pangan, sehingga Sumut tidak lagi mudah terguncang fluktuasi harga komoditas,”paparnya.(RH/red01)

iklan