Konferensi Pers Polres Batubara Hanya Ungkap Kasus Awal Desember

Kapolres Batubara, AKBP Doly Nelson HH Nainggolan bersama Kasat Narkoba, Wakapolres Kompol Imam Alriyuddin, Kasi Propam, Iptu Arianto Sitorus dan jajaran Sat Narkoba saat memberikan paparan kepada wartawan.(Foto. Humas Pol BB)

BATUBARA.Ersyah.com l Polres Batubara melakukan Konferensi pers ungkap kasus narkotika, Kamis (11/12/2025) di Lobby Sat Resnarkoba Polres Batubara meninggalkan tanda tanya besar.

Sebab, alih-alih menyampaikan capaian kinerja penindakan selama tiga bulan terakhir, dari September hingga November 2025, Polres hanya memaparkan tangkapan awal Desember.

Langkah tersebut memunculkan kritik, karena publik menantikan transparansi penuh terkait perkembangan pemberantasan narkotika di wilayah tersebut.

Kegiatan itu dihadiri Kapolres Batubara AKBP Doly Nelson HH.Nainggolan SH MH, Wakapolres Kompol Imam Alriyuddin, serta jajaran Sat Narkoba. Namun sorotan justru mengarah pada minimnya evaluasi kinerja yang seharusnya menjadi bagian penting dari akuntabilitas publik.

Dalam pemaparan, Sat Narkoba hanya menyampaikan dua kasus penangkapan pada 10 Desember 2025 dengan tiga tersangka, AR (44), MAS (32) dan MY (40).

Ketiganya ditangkap di dua lokasi berbeda,  Dusun VI Desa Deras, Sei Suka serta Pajak Sore Desa Pakam, Medang Deras.

Dari tangan para pelaku, petugas menyita narkotika jenis sabu dengan total berat lebih dari 1 kilogram, senjata airsoft gun, timbangan digital, hingga puluhan plastik klip.

Kapolres menyampaikan, para pelaku berperan sebagai jaringan pengedar yang bekerja sama menjual sabu di wilayah Batubara.

“Kita komitmen dalam memutus jaringan peredaran narkotika hingga ke akar. Tiga orang ini saling keterkaitan,”katanya.

Meski barang bukti yang disita terbilang besar, tidak dapat dipungkiri bahwa publik tetap mempertanyakan alasan Polres tidak memaparkan capaian triwulan terakhir.

Di tengah derasnya peredaran narkotika di Batubara, laporan kinerja berkala sangat dibutuhkan untuk melihat efektivitas pemberantasan di tingkat lokal.

Minimnya data capaian penindakan periode sebelumnya dinilai sejumlah kalangan sebagai kekurangan dalam penyampaian informasi publik. Apalagi, selama ini Polres Batubara kerap menegaskan komitmen dalam memerangi narkotika.

Tanpa paparan lengkap kinerja sejak September hingga November, konferensi pers diduga sekadar menampilkan keberhasilan sesaat, bukan gambaran nyata situasi narkotika di Batubara sepanjang tahun.

Publik tentu mengapresiasi kinerja Sat Narkoba yang berhasil menggagalkan peredaran sabu bernilai miliaran rupiah. Namun apresiasi itu semestinya dibarengi dorongan agar Polres Batubara lebih transparan dalam memaparkan laporan kinerja secara menyeluruh, bukan hanya sebagian.

Di tengah tingginya keresahan masyarakat terhadap maraknya peredaran narkotika, Basri SH (35) warga Kabupaten Batubara menyebut, Polres Batubara dituntut tidak hanya bekerja keras, tetapi juga terbuka. Sebab pemberantasan narkotika bukan hanya perkara menangkap pelaku, melainkan bagaimana membangun kepercayaan publik melalui laporan kinerja yang konsisten dan komprehensif.

“Kita diharapkan kedepan tidak lagi “tumpul ke data, tajam ke narasi”. Publik butuh transparansi, bukan sekadar pajangan barang bukti,”tegasnya.(tim/mn/red01)

iklan