Pj Gubsu Panen Raya Cabai Merah di Batubara

Foto: Pj Gubernur Sumut Hassanudin didampingi Bupati Batubara Zahir dan sejumlah pejabat saat menerangkan kepada wartawan.

BATUBARA.Ersyah.com l Penjabat  Gubernur Sumatera Utara (Pj Gubsu) Hassanudin panen raya cabai merah di Desa Lubuk Cuik, Kec. Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara.

Dalam kegiatan itu Pj Gubsu menyerahkan bantuan dari Pemprov Sumut kepada tiga Ketua Kelompok Tani budidaya cabai. Dengan total pupuk 40.000kg, 100 sachet benih cabai dan 200 gulung mulsa serta Hand Sprayer Electrick untuk masing-masing kelompok tani.

iklan

iklan

Adapun yang menerima, Ketua Kelompok Tani Sepakat Irwansyah berupa pupuk organik 16.000 kg, benih cabai 40 sachet dan 80 mulsa gulung. Ketua Kelompok Tani Makmur Salidi, pupuk organik 12.000 kg, 30 sachet  bibit cabai dan 60 mulsa gulung dan  Ketua Kelompok Tani Mekar Indah Wardi, pupuk organik 12.000 kg, benih cabai 30 sachet dan 60 mulsa gulung.

iklan

Hassanudin menyampaikan, masyarakat selaku konsumen menjerit saat harga melambung tinggi. Begitu juga petani  mengeluh saat harga anjlok.

“Saya atas nama pemerintah mendukung pembangunan rumah produksi pasta cabai merah di Desa Tanah Itam Hilir, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara. Ini  program hilirisasi dengan membangun rumah produksi menjadi solusi terbaik bagi semua pihak,”ujar Hassanudin dihadapan wartawan, Rabu (25/10/23).

Ia menyebutkan, cabai menjadi salah satu komoditi yang paling dibutuhkan masyarakat, sekaligus penyebab tingginya inflasi di Indonesia. Walau kawasan sentra produksi cabai merah Sumut seperti Karo, Batubara, Simalungun, Tapanuli Utara, Langkat, Dairi, Toba, Humbanghasundutan, Mandailingnatal dan Padangsidimpuan mampu menghasilkan produksi 146.182 ton,  namun perlu tetap diwaspadai mulai dari stabilitas harga dan ketersediaannya.

“Lumbung-lumbung cabai Sumut mampu memproduksi 146.182 ton dengan jumlah kebutuhan masyarakat 104.230 ton, kita masih surplus 41.950 ton, namun ini harus tetap dijaga, apalagi untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru 2024,”paparnya.

Hassanudin berharap, petani cabai desa tersebut dapat terus meningkatkan produksi tanaman cabai. Saat ini luas lahan cabai di Desa Lubuk Cuik dan desa sekitarnya 630,52 Ha, dengan produksi 12-15 ton/ha.

“Panen puncak bisa mencapai 40-50 ton/hari, kita harapkan harga dan ketersediaan cabai untuk masyarakat Sumut cukup,”ucapnya.

Sementara itu, Bupati Batubara Zahir menjelaskan, Desa Lubuk Cuik merupakan desa penghasil cabai merah  terbesar kedua di Sumut, setelah Kabupaten Karo. Hasil produksnyai tidak saja dipasarkan ke wilayah Batubara tapi juga di luar daerah seperti, Medan, Pekan Baru, Padang, Dumai dan Batam.

Karenanya, perlu membangun Rumah Produksi Pasta Cabai Merah, karena ketika cabai panen harganya tidak langsung anjlok, akibat dimainkan para tenggkulak.

“Tahun ini juga melalui Kementrian Koperasi dan UMKM dibangun pabrik pasta cabai. Alatnya sedang diproses, untuk pabriknya sendiri baru dimulai November hingga Desember selesai, sekarang sudah sampai 70%. Jadi ketika panen raya petani bisa merasakan harga yang stabil, pabrik pasta cabai menjamin itu, doakan ini segera diresmikan,”kata Zahir.

Turut hadir Sekdakab Batubara Norma Deli Siregar, Forkopimda Batubara, Kadis Kominfo Sumut Ilyas Sitorus, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura Sumut Rajali dan Kepala Desa se-Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara.(red01/Ag/Fd)

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *